Hujan pertanyaan dilontarkan sejumlah anggota komisi I DPR RI ketika kesekian kalinya melakukan uji kepatutan dan kelayakan calon anggota KPI periode 2010-2013, yang dipimpin Hayono Isman (F-PD), didampingi Kemal Azis Stamboel (F-PKS), TB Hasanudin (F-PDIP), dan Agus Gumiwang. K (F-PG), di ruang rapat komisi 1, nusantara II, selasa (27/4).

Empat peserta kandidat calon anggota KPI sesi I terdiri dari Fajar Arifianto, Gatot Sriyono, Hari Wiryawan, Henny Saptatia DN. Masing-masing kandidat di uji pemahanannya tentang KPI dan sikapnya terhadap institusi penyiaran yang dinilai memihak pada industri.

Jeffrie Geovanie (F-PG) menuturkan selama tiga tahun terakhir, terdapat fakta jelas jika KPI dianggap sebagai "macan ompong". Oleh sebab itu, ia berharap ketika nantinya terpilih, para calon tidak hanya memindahkan pekerjaan lama ke pekerjaan baru.

"Dengan demikian, maka nanti KPI tidak akan ada perubahan," ujarnya. Tidak lupa, dia pun menanyakan masing-masing calon tentang pandangan kinerja KPI periode sebelumnya apakah sudah memuaskan atau belum.

Sedangkan Kemal Azis Stamboel (F-PKS) meminta sikap dari para calon dalam menyikapi penerapan UU ITE dan UU Pornografi dalam dunia penyiaran, beserta kaitannya mengenai perkembangan teknologi dengan media dalam menghadapi ruu konvergensi.

Perubahan paradigma dari institusi penyiaran menjadi institusi bisnis juga disinggung Max Sopacua (F-PD). Hal ini terbukti dari banyaknya peluang bisnis yang terjadi sehingga banyak pihak yang menginginkan membuat stasiun penyiaran.

Kejadian seperti ini, menurut Max sudah berlarut-larut. Padahal dalam UU penyiaran sudah ada peraturannya namun peluang bisnis masih saja ada peluang.
"Perlu dikembalikan kembali format institusi dari institusi bisnis ke institusi penyiaran," tandasnya.

Calon anggota KPI, Harry Wiryawan menanggapi KPI sebagai macan ompong adalah benar. Oleh sebab itu perlu ada peradilan khusus penyiaran yang mengatur teguran berikut sanksi tegasnya.

Apabila institusi penyiaran saat ini sudah jauh menuju bisnis, dia tanggapi dengan adanya sebuah semangat serta pertemuan antara televisi nasional dengan televisi swasta.

Gatot Sriyono, calon lainnya, memandang penerapan UU pornografi perlu didorong guna mencegah demoralisasi di masyarakat. Di sisi lain, Ia juga menyetujui timbulnya aspirasi dari bawah ke atas. "Sehingga regulasi bisa nyata," katanya.

Sedangkan Fajar Arifianto selaku mantan ketua KPID Jawa Timur, memandang pentingnya sebuah soliditas dalam sebuah organisasi (KPI). Dengan soliditas dapat mengeluarkan kebijakan yang kredibel, solid, transparan, dan dapat dipertanggung jawabkan. "Saya akan bangun soliditas dulu," katanya.

Sebab dia menilai, KPI berhadapan secara langsung dengan industri, negara, dan publik. Ketika lebih condong ke industri hasilnya cenderung liberal, ketika memihak pemerintah hasilnya otoriter.

"Yang paling bagus adalah condong ke masyarakat supaya berimbang," ujarnya.
Senada dengan sebelumnya, Henny Saptatia, menilai KPI bisa maju jika dapat berjalan bersama antara pemerintah, industri dan masyarakat. "KPI bukan milik pribadi dan perlu berjalan bersama," ujarnya.

Di malam harinya pada sesi ke 2, Komisi I DPR akan menyeleksi Idy Muzayyad, Inke Maris, dan Iskandar Siahaan.(da)